Prihatin |
Setelah Aku selidiki, tempat yang penuh bunga
Akhir-akhir ini para kawula muda memang sedang berlomba-lomba untuk upload foto mereka saat jalan - jalan ke tempat wisata. Mereka rela membeli kamera yang harganya setara dengan motor bebek kredit empat tahun milikku yang belum lunas, juga rela mendaki gunung lewati lembah demi mengganti foto profil social media mereka. Seandainya 'keniatan' mereka itu sama dengan keniatan membangun negara ini, bayangkan betapa majunya negara kita.
Tapi kalo dipikir2 tujuan utama dibukanya tempat wisata tuh apa sih?
Tempat makan, adalah tempat untuk makan. Ngobrol di tempat makan adalah kegiatan tambahan.
Tempat tidur, adalah tempat untuk tidur. Ngiler adalah kegiatan tambahan.
Nah kalo Tempat wisata? Ya buat wisata. Foto foto adalah kegiatan tambahan.
Itupun Saya alami sendiri (Tuh malah pake kata saya, ah sudahlah),
Indra : "Her, besok kumpulin anak2. Kita jalan-jalan ke air terjun. Bawa KAMERA"
Heru : "Anak2? Udah pada tua kali. Ngomong2, skripsimu gimana.."
Indra : "EH DENGER DENGER BESOK BENSIN TURUN YA. HAHAHA"
Kenyataannya yang terjadi, ketika sampai di tempat wisata. Orang jaman dulu biasanya main air.
Iya. Jaman sekarang bagi sebagian besar orang, kamera adalah hal wajib dibawa ketika ke tempat wisata. Ibaratnya kayak kalo mau mandi mesti bawa anduk, kalo mau naik motor bawa STNK, kalo mau kuliah ke BSI aja.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Postingan ini nggak diselesaiin karena penulisnya males.
No comments:
Post a Comment